Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Karomah Ajengan Baros Garut




Di Baros, Desa Cukang Kawung Terogong Garut. Ada sebuah makam yang dikenal dengan sebutan makam Ajengan Baros. Ajengan Baros meninggal pada 1932, dia dikenal sebagai salah seorang waliyullah.

Dikalangan penduduk setempat, Ajengan Baros diyakini memiliki keistimewaan, yaitu kemampuan melihat sesuatu yang belum terjadi dan sesuatu yang gaib.

Semasa hidupnya, Ajengan Baros aktif berjuang mengembangkan agama Islam di sekitar daerah Garut. Kharisma Ajengan Baros yang sangat besar membuat masyarakat sekitar sangat menaruh hormat kepadanya.

Menurut catatan Prof. Dr. Ace Partadireja -mantan rektor UII Yogyakarta yang berasal dari Garut- jika ada orang yang ingin bertamu, sang ajengan sudah mengetahui siapa yang akan datang bertamu, apa maksud kedatangannya, dan kapan datangnya. Sehingga, pada saat tamu itu datang, sang tamu tidak perlu lagi bercerita apa maksud kedatangannya. Pada waktu pulang, tamu itu akan diberi jawaban oleh sang ajengan. Bukan dengan kata-kata, melainkan dengan simbol, -misalnya daun sirih- yang hanya tamu itu sendiri yang bisa mengerti arti dan maksudnya.

Diceritakan bahwa seorang ibu pernah diberi dua lembar daun sirih yang digulung lalu diikat tali dan dilemparkan kepada ibu itu. Baru ketika sampai di rumah, ibu tersebut mengerti maksud simbolik itu.

Lain waktu, ajengan langsung menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi sang tamu, sang ajengan pun masuk ke dalam rumah. Ternyata apa yang disampaikan ajengan kepada tamu itu benar adanya. Sebab, apa yang disampaikan ajengan itu adalah jawaban atas permsalahan yang sedang dihadapi tamu itu. Padahal, sang tamu belum sempat menyampaikan maksud ke datangannya kepada Ajengan Baros.

Kisah diambil dari Buku Karomah Para Kiai - Samsul Munir Amin

Posting Komentar untuk "Kisah Karomah Ajengan Baros Garut"