Hukum dan Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Puasa Enam Hari di Bulan Syawal - Syawal merupakan bulan ke-10 dalam bulan hijriyah antara bulan Ramadhan dan Dzulqa'dah. Pada bulan Syawal ini terdapat ibadah puasa yang sering dilakukan oleh umat Islam. Bagaimana Hukum dan Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal menurut penjelasan para 'ulama.
Hukum Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya Sunah, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Nihayatuz Zain oleh Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani sebagai berikut,
(و) الرابع صوم ( ستة من شوال ) لحديث من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر ولقوله أيضا صيام رمضان بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بشهرين فذلك صيام السنة أي كصيامها فرضا وتحصل السنة بصومها متفرقة منفصلة عن يوم العيد لكن تتابعها واتصالها بيوم العيد أفضل وتفوت بفوات شوال ويسن قضاؤها
Artinya, “Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits, ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.’ Hadits lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh’. Keutamaan sunah puasa Syawal sudah diraih dengan memuasakannya secara terpisah dari hari Idul Fithri. Hanya saja memuasakannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunah puasa Syawal luput seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya,”
Cara Melaksanakan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Cara pelaksanaan puasa enam hari dibulan Syawal ini idealnya dilakukan setelah hari Raya Idul Fitri, yaitu mulai tanggal 2 sampai 7 Syawal secara berurutan. Tetapi ada juga orang yang berpuasa di luar tanggal itu walaupun tidak berurutan tetap mendapatkan keutamaan berpuasa di bulan Syawal yaitu seakan puasa wajib setahun penuh. Bahkan ada juga orang yang mengqadha puasa atau melaksanakan nadzar puasanya di bulan Syawal juga tetap memperoleh keutamaan melakukan puasa sunah Syawal.
Syekh Ibrahim Al-Baijuri dalam kitab Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim menjelaskan,
وإن لم يصم رمضان كما نبه عليه بعض المتأخرين والظاهر كما قاله بعضهم حصول السنة بصومها عن قضاء أو نذر
Artinya, “Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal)".
Sebagian ulama menerangkan bahwa apabila ada seseorang yang melakukan puasa sunah seperti senin-kamis, puasa bîdh 12,13,15 yang disunahkan setiap bulan, atau puasa nabi Daud AS, maka tetap memperoleh keutamaan berpuasa di bulan Syawal.
ومما يتكرر بتكرر السنة (ستة من شوال) وإن لم يعلم بها أو نفاها أو صامها عن نذر أو نفل آخر أو قضاء عن رمضان أو غيره. نعم لو صام شوالا قضاء عن رمضان وقصد تأخيرها عنه لم يحصل معه فيصومها من القعدة
Artinya, “Salah satu puasa tahunan adalah (puasa enam hari di bulan Syawal) sekalipun orang itu tidak mengetahuinya, menafikannya, atau melakukan puasa nadzar, puasa sunah lainnya, puasa qadha Ramadhan atau lainnya (di bulan Syawal). Tetapi, kalau ia melakukan puasa Ramadhan di bulan Syawal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga Syawal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunah Syawal sehingga ia berpuasa sunah Syawal pada Dzul Qa‘dah.
Keterangan diatas menjelaskan bahwa pelaksanaannya boleh kapan saja, berurutan atau tidak. Yang penting masih berada di bulan Syawal.
Niat Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Lafadz niat berpuasa enam hari di bulan Syawal ialah sebagai berikut,
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Niat diucapkan sebagaimana pada puasa bulan Ramadhan yaitu di waktu malam sebelum masuk subuh, dan bisa juga diniatkan di siang hari sebelum matahari melewati waktu Istiwa' dengan syarat sejak fajar shodiq hingga melafadzkan niat puasa belum melakukan hal yang dapat membatalkan puasa.
Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Keutamaan berpuasa enam hari di bulan Syawal ialah pahalanya setara dengan berpuasa selama satu tahun. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW,
من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر" رواه مسلم
Artinya : “Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun."
Selain itu Syekh Ibrahim Al-Baijuri dalam Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim juga menjelaskan sebagi berikut,
(وستة من شوال) أي لخبر من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر فإن صيام رمضان بعشرة أشهر وصيام الستة من شوال بشهرين فذلك كصيام السنة والمراد أنه كصيامها فرضا والا فلا خصوصية لذلك لأن الحسنة بعشرة أمثالها
Artinya, “Salah satu puasa sunah adalah (puasa enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan berpuasa setahun penuh. Karena, puasa Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa setahun penuh’. Maksudnya, ia seakan berpuasa wajib setahun penuh. Kalau puasa setahun itu tidak diartikan sebagai puasa wajib, maka tiada keistimewaan semua itu. Pasalnya, satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat dengan ibadah serupa,”
Penutup
Demikian pembahasan hukum, cara pelaksanaan, niat, dan keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal. Dalam teka teki fikih sering ditanyakan berpakah 30 + 6 ? jawabannya ialah 360. Sebab puasa 30 hari di bulan Ramadhan ditambah 6 hari di bulan Syawal pahalanya sama dengan satu tahun yaitu 360 hari. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk " Hukum dan Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal"