Kisah Pemabuk Ahli Sholawat
Dikisahkan bahwa ada salah satu orang tokoh sufi
yang memiliki tetangga gemar mabuk. Kegemarannya meneguk minuman keras sudah
berada dalam taraf di luar kewajaran, melebihi batas, hingga si pemabuk
tersebut tidak bisa membedakan hari, sekarang, besok ataupun kemarin. Si
pemabuk hanyut dalam minuman kerasnya. Pemabuk ini sudah berulang kali diberi
nasihat oleh sang sufi agar mau bertobat, namun ia tidak menerimanya dan masih
tetap dengan kebiasaan mabuknya tersebut.
Selanjutnya, disaat pemabuk tersebut meninggal
dunia. Sang sufi dalam sebuah mimpi berjumpa dengan si pemabuk, ia berada dalam
derajat yang luar biasa mulia. Hal tersebut dibuktikan dengan terlihatnya si
pemabuk yang memakai perhiasan berwarna hijau, lambang kebesaran dan kemegahan
di surga. Tentu sang sufi terheran-heran, ada apa gerangan yang terjadi?
Mengapa tetangganya yang dikenal sebagai seorang pemabuk berat mendapat
kedudukan semulia itu. Lalu sang sufi bertanya:
بِمَا نِلْتَ هَذِهِ
الْمَرْتَبَةَ الْعَلِيَّةَ
“Dengan
sebab apa engkau memperoleh derajat yang mulia ini?
Selanjutnya pemabuk menjelaskan ihwal kenikmatan yang dirasakannya :
حَضَرْتُ يَوْمًا مَجْلِسَ الذِّكْرِ فَسَمِعْتُ الْعَالِمَ يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَفَعَ صَوْتَهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ثُمَّ رَفَعَ الْعَالِمُ صَوْتَهُ بِالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَفَعْتُ صَوْتِيْ وَرَفَعَ الْقَوْمُ أَصْوَاتَهُمْ فَغَفَرَ لَنَا جَمِيْعًا فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ فَكَانَ نَصِيْبِيْ مِنَ الْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ أَنْ جَادَ عَلَيَّ بِهَذِهِ النِّعْمَةِ.
“ Aku suatu hari menghadiri majelis dzikir, lalu aku mendengar orang alim berkata, barangsiapa bershalawat kepada Nabi dan mengeraskan suaranya, surga wajib baginya. Lalu orang alim tadi mengeraskan suaranya dengan bershalawat kepada Nabi, aku dan jamaah juga mengeraskan suara seperti yang dilakukan orang alim itu. Kemudian Allah mengampuni kita semuanya pada hari itu, maka jatahku dari ampunan dan kasih sayang-Nya adalah Allah menganugerahkan kepadaku nikmat ini.”
Demikian keagungan dan kehebatan membaca shalawat,
hingga dirasakan manfaatnya oleh seorang pemabuk. Kisah tersebut terang saja
bukan hendak membenarkan praktik mabuk-mabukan yang memang diharamkan dalam
Islam.
Teks asli dalam kitab :
قال
بعض الصوفية: كان لي جار مسرف على نفسه لا يعرف يومه من أمسه من تعمقه في السكر،
وكنت أعظه فلم يقبل، وأمرته بالتوبة فلم يفعل، فلما مات رأيته في المنام وهو في
أرفع مقام وعليه حلة خضراء من حلل الجنة لباس الإعزاز والإكرام فقلت له: بم نلت
هذه المرتبة العظيمة؟ قال: حضرت يوما مجلس الذكر، فسمعت العالم يقول من صلى على
النبي صلى الله عليه وسلم ورفع صوته وجبت له الجنة، ثم رفع العالم صوته بالصلاة
على النبي صلى الله عليه وسلم ورفعت صوتي ورفع القوم أصواتهم فغفر لنا جميعا في
ذلك اليوم فكان نصيبي من المغفرة والرحمة أن جاد علي بهذه النعمة. (تنقيح
القول الحثيث)
Posting Komentar untuk "Kisah Pemabuk Ahli Sholawat"