Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penulisan Hamzah Lafadz ابن dan ابنة


Penulisan bahasa arab memiliki kaidah-kaidah. Diantara kaidah tersebut ialah terdapat dalam penulisan alif pada lafadz ابن dan ابنة. Kadang alifnya ditampakkan dan kadang pula alifnya dibuang. Penulisan dan pembuangan alif pada lafadz ابن dan ابنة tidak dilakukan sembarang tanpa alasan, melainkan harus sesuai dengan aturan-aturan penulisa dalam gramatika arab itu sendiri.

Diambil dari kitab Makrifatut Tholibin yang disusun oleh Dawam Mu'allim bin Qonadi Sarang Rembang penyusun metode baca kitab Al Ma'rifah dijelaskan bahwa alif pada lafadz ابن dan ابنة ditulis apabila lafadz ابن dan ابنة menjadi Mubtada', Khabar, Fail, atau Naibul Fail. Hal tersebut tergambar dalam lafadz berikut:
  • اِبْنُ ثَابِتٍ زَيْدٌ, lafadz ابن berkedudukan sebagai mubtada
  • زَيْدٌ اِبْنُ ثَابِتٍ, lafadz ابن berkedudukan sebagai khabar
  • إِنَّ زَيْدًا اِبْنُ ثَابِتٍ, lafadz ابن berkedudukan sebagai khabar dari Inna
  • جَاءَ اِبْنُ ثَابِتٍ, lafadz ابن berkedudukan sebagai Fail
  • نُصِرَ ابن ثابت, lafadz ابن berkedudukan sebagai Naibul Fail
  • هِنْدٌ اِبْنَةُ الْحَارِثِ, lafadz ابنة berkedudukan sebagai khabar

Alasan Alif ابن dan ابنة Dibuang

Alif ابن dan ابنة tidak ditulis atau dibuang apabila berkedudukan menjadi athof bayan, badal atau na'at. Atau secara mudah juga dapat dipahami bahwa pembuangan alif lafadz ابن dan ابنة terdapat dalam dua keadaan, yaitu bila sebagai sifat diantara dua isim ‘alam menempati antara dua isim ‘alam. Contoh : جاء زيد بن ثابت بن الضحاك, جائت هند بنت الحارث

I'rab lafadz ابن dan ابنة bersama Munada

Apabila munada berupa mufrad alam dan disifati dengan ( ﺍﺑْﻦٌ) serta tidak ada pemisah diantara keduanya, juga ( ﺍﺑْﻦٌ) diidlafahkan kepada isim alam, maka dalam keadaan tersebut diperbolehkan dua wajah, yaitu dengan membaca dhommah untuk dimabnikan dan boleh dibaca nashab, contoh ( ﻳﺎَ ﺧَﻠِﻴْﻞُ ﺑْﻦَ ﺍَﺣْﻤَﺪَ ) dan ( ﻳﺎَ ﺧَﻠِﻴْﻞَ ﺑْﻦَ ﺍَﺣْﻤَﺪَ ).

Apapun membaca fathah adalah yang lebih baik, sedangkan membaca dhommah adalah sesuai dengan kaidah, karena dia berupa munada mufrad ma’rifat. Membacanya nashab dengan mengi'tibarkan lafadz ( ﺍﺑْﻦٌ) sebagai zaidah, sehingga ( ﺧَﻠِﻴْﻞَ) menjadi mudlaf dan ( ﺍَﺣْﻤَﺪَ ) menjadi mudlaf ilaih.

Pensifatan dengan ( ﺍﺑْﻨَﺔٌ ) adalah sama dengan ابنٌ. Sedangkan pensifatan dengan ( ﺑِﻨْﺖٌ) tidak bisa merubah kemabnian mufrad alam, sehingga tidak diperbolehkan ketika bersamanya kecuali dimabnikan dlommah, seperti ( ﻳﺎَ ﻫِﻨْﺪُ ﺑِﻨْﺖَ ﺧﺎَﻟِﺪٍ ).

Membaca dhommah munada pada semisal ( ﻳﺎَ ﺭَﺟُﻞُ ﺍﺑْﻦَ ﺧﺎَﻟِﺪٍ ) dan ( ﻳﺎَ ﺧﺎَﻟِﺪُ ﺍﺑْﻦَ ﺍَﺧِﻴْﻨﺎَ ) ialah wajib, karena tidak adanya sifat alam pada munada dalam contoh pertama, dan adanya sifat alam pada lafal yang diidlafahkan kepada ( ﺍﺑْﻦٌ) dalam contoh kedua, karena ketika kita membuang ( ﺍﺑْﻦٌ), maka akan kita ucapkan ( ﻳﺎَ ﺭَﺟُﻞَ ﺧَﺎﻟِﺪٍ ) dan ( ﻳﺎَ ﺧﺎَﻟِﺪَ ﺍَﺧِﻴْﻨﺎَ ), yang pada pengidlafahan itu tidak ada maknanya. Begitu juga diwajibkan untuk mendlammah pada semisal ( ﻳﺎَ ﻋَﻠِﻲُّ ﺍﻟْﻔَﺎﺿِﻞُ ﺍﺑْﻦَ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ), karena wujudnya pemisah, sebab tidak diperbolehkan memisah diantara mudlaf dan mudlaf ilaih.

Posting Komentar untuk "Penulisan Hamzah Lafadz ابن dan ابنة"